Wajah guru SMA anak saya tampak agak tegang. “Putra Bapak dan Ibu perlu belajar ekstra keras,” kata sang guru kepada kami, orang tua murid, yang diminta datang mengambil rapor. “Putra Bapak ada di peringkat 32 dari 34 siswa di kelas.” Melihat kami berdua tampak tenang-tenang saja, justru saling berpandangan setengah tersenyum, sang guru melongo. “Ini serius,” katanya. “Putra Bapak bisa tidak naik kelas.” “Terima kasih, Pak Guru, atas perhatiannya,” kata saya. “Tapi, kami lebih ingin mendengar laporan tentang sikap anak kami di sekolah, apakah dia nakal, apakah jujur mengerjakan tugas sekolah, ketimbang peringkatnya.”
Lihat Selengkapnya