Selalu, pada setiap pagi gadis itu ada
disana. Membungkuk seperti melihat. Ah, lebih tepatnya mencari sesuatu. Entah apa. Di tangan kirinya sebuah kantong plastik tergantung dengan sebelah cangklong. Nampaknya sengaja ia biarkan begitu karena ia ingin memasukkan sesuatu ke dalam plastik itu. Apalagi warna plastik yang hitam semakin memberikan rasa penasaran yang kuat untukku tahu apa yang ia lakukan disana. Ini pagi entah yang keberapa aku melihat gadis itu. Aku tak tahu dari mana asalnya. Yang jelas ia bukan warga kampungku. Aku hanya mengenalinya dari rambutnya yang panjang, selain pagi yang selalu karib mempertemukan mataku untuk melihatnya di bawah pohon itu. Pohon besar yang ada di taman segitiga, di jalan utama menuju kampungku. Pohon tanjung.
Baca Selanjutnya