Kamis, 26 November 2015

Apakah Bahasa Indonesia “Seksis”?

Kalau kita perhatikan beberapa trend dalam penggunaan bahasa Indonesia akhir-akhir ini, timbul kesan bahwa bahasa Indonesia mempunyai persoalan dengan gender. Berbagai istilah “khusus perempuan” bermunculan, misalnya istilah sejenis “perempuan pengarang” atau kata-kata dengan akhiran “-wati”; saya bahkan pernah mendengar pengumuman dari loudspeaker sebuah masjid dekat rumah saya yang mengajak para “santri dan santriwati” untuk menghadiri sebuah pengajian. Fenomena apakah ini? Secara sekilas, euforia pembentukan berbagai istilah baru untuk merujuk pada perempuan dalam berbagai profesi dan kegiatan ini mirip dengan politik bahasa yang dilakukan para feminis di negara-negara Barat. Apakah bahasa Indonesia bersifat seksis sehingga berbagai perubahan untuk menghilangkan bias gender perlu diadakan? Dan apakah kecenderunganbaru ini memang berhasil menghapus atau melawan seksisme? Lihat Selengkapnya
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Cobalah Tengok

Daftar Isi