Upin dan Ipin berhasil memikat anak-anak Indonesia. Seting film kartun yang bernuansa pedesaan melayu dengan bahasa mirip Indonesia membuat anak-anak bahkan orang dewasa di Indonesia merasa dekat. Hebatnya, karena sering menonton, anak-anak Indonesia berumur 2-5 tahun bisa berbahasa Melayu-Malaysia. Sungguh infiltrasi budaya yang sangat halus. Masyarakat Indonesia yang sadar atas sukses film itu merasa iri sekaligus kagum lalu muncul pertanyaan mengapa tidak “kita” yang membuat Upin dan Ipin? Jawaban pertanyaan itu mudah. Pertama, kita tidak lagi memikirkan moral dan mental generasi muda, kedua, kita tidak peduli dengan jati diri bangsa,
Lihat Selengkapnya