Sebagian besar partai tidak aktif, kecuali pada musim pemilihan umum. Keanggotaan resmi partai sangat rendah. Organisasinya lemah. Kesetiaan pada partai sangat longgar, baik di kalangan pemilih maupun politikusnya. Kajian The International Foundation for Election Systems menunjukkan sekitar 82% pemilih Golkar pada pemilu legislatif 2004 memilih calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bukan Megawati Soekarnoputri yang resmi didukung partai itu. Lihat pula pada mudahnya politikus berganti-ganti partai. Ahok, misalnya, memulai karier di Partai Perhimpunan Indonesia Baru untuk jabatan anggota parlemen daerah; lalu berkoalisi dengan Partai Nasional Banteng Kemerdekaan untuk meraih jabatan bupati; menjadi anggota Golkar untuk posisi parlemen pusat; dan pindah ke Gerindra untuk jabatan wakil gubernur Jakarta.
Lihat Selengkapnya