Seorang lelaki seumuranku, orang Batak, sekitar setahun lalu menyuratiku lewat surat elektronik. Sebelumnya kami tak saling kenal, tetapi pengakuannya dia mengetahuiku dari catatan-catatanku di media internet. Dia berdomisili di sebuah negara bagian AS, tetapi tak saya tanyakan pekerjaannya, juga, apakah sudah berkeluarga atau belum, menikah dengan orang Indonesia atau dengan perempuan Batak, atau tidak. Itu salah satu ciri saya dalam pergaulan sosial, termasuk agama, saya enggan menanyakan.
Lihat Selengkapnya