Minggu, 17 Mei 2015

Menalar Kepedulian Alam

Perkembangan masyarakat global yang cenderung mekanistis dan antroposentris menjadikan alam sebagai komoditas ketimbang rekan. Tanah, laut, dan hutan tercemar kepentingan-kepentingan kapital. Sumber daya alam diisap, tanah digali, laut direklamasi, hingga pada satu titik alam tak lebih dari sekadar budak yang dipaksa melayani nafsu agresif manusia atas ruang dan kepuasan. Bagaimana manusia semestinya hidup? Dalam buku terbarunya, Saras Dewi menggugat ego manusia terhadap alam. Buku Ekofenomenologi: Mengurai Disekuilibirium Relasi Manusia dengan Alam menelaah hubungan ontologis manusia dengan alam secara lebih mendalam dan radikal. Ini pendekatan yang penting untuk memahami alam secara substansial. Bukan sekadar gejala kerusakaannya atau hal-hal lain yang bersifat deskriptif, statistik, ataupun etis belaka. Lihat Selengkapnya
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Cobalah Tengok

Daftar Isi